Education
Selasa, 25 Juli 2023
FARMAKOGNOSI
Selasa, 20 Juni 2023
Metabolit Sekunder Dan Metabolit Primer
Metabolit Sekunder Dan Metabolit Primer
Senin, 19 Juni 2023
Simplisia
A. Pengertian Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinya- I takan lain simplisia merupakan bahan yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia llewani dan simplisia pelik an atau mineral.
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanarnan utuh, ba gian tanaman atau eksudat tananian. Yang dimaksud dengan eksudat tanaman ialah isi sel yang secara spontan keluar dari ta naman atau yang dengan c,ara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya.
Simplisia hewani ialah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia mumi.
Simplisia pelikan atau mineral ialah simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telali diolah dingan cara sederhana dan belum berupa zat kimia mumi.
Untuk menjamin keseragaman senyawa aktif, keamanan mau pun kegunaannya, maka simplisia harus memenuhi persyaratan minimal. Dan untuk dapat memenuhi persyaratan minimal tersebut, ada beberapa faktor yang berpengaruh, antara lain adalah:
1. Bahan baku simplisia
2. Proses pembuatan simplisia termasuk cara penyimpanan bahan baku simplisia
3. Cara pengepakan dan penyirnpanan simplisia.
Agar simplisia memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan, maka ketiga faktor tersebut harus memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan.
B. Cara Pembuatan Simplisia
1. Teknik pengumpulan. Pengumpulan bisa menggunakan tangan atau memakai alat (mesin). Apabila pengambilan tanaman secara langsung maka harus memperhatikan keterampilan pemetik agar memperoleh tanaman/bagian tanaman yang dikehendaki.
2. Waktu pengumpulan atau panen. Kadar kandungan zat aktif simplisia ditentukan oleh waktu panen, umur tanaman, bagian tanaman yang diambil di tempat tumbuhnya. Pada umumnya pemanenan daun diambil pada saat tanaman berbunga atau buah menjadi masak, bunga dipetik segera atau setelah mekar, buah dipetik dalam keadaan tua, kecuali buah mengkudu dipetik sebelum buah menjadi masak, biji dikumpulkan dari buah yang masak sempurna, akar dan umbi dikumpulkan ketika proses pertumbuhan berhenti, dan kayu dikumpulkan setelah metabolit sekuder terbentuk maksimal.3. Penyortiran (sortir basah). Penyortiran basah dilakukan setelah panen dengan tujuan memisahkan kotoran-kotoran, bahan asing, atau ukuran tumbuhan yang relatif tidak sama. Bahan nabati yang baik memiliki kandungan bahan campuran organik asing < 2%.
4. Pencucian. Pencucian bertujuan menghilangkan kotoran dan mikroba yang melekat pada bahan dan dilakukan setelah panen. Pencucian menggunakan air bersih seperti air dari mata air, sumur atau PAM. Pencucian dilakukan 1 sampai 2 kali sampai kelihatan bersih dan dengan waktu yang singkat untuk menghindari zat dari bahan yang terkandung terbuang.
5. Perajangan. Perajang bertujuan untuk mempermudah proses selanjutnya yaitu pengeringan, pengemasan, penyulingan minyak atriri dan penyimpanan. Perajangan biasanya dlakukan pada bahan yang ukurannya agak besar dan tidak lunak. Ukuran perajangan tergantung dari bahan yang digunakan dan kualitas simplisia yang diperoleh. Ukurannya yang terlalu tipis akan menghilangkan beberapa zat yang terkandung dalam simplisia dan jika terlalu tebal akan sulit dalam proses pengeringannya dan kemungkinan besar dapat ditumbuhi jamur.
6. Pengeringan. Setelah pencucian, bahan langsung ditiriskan dan dikeringkan ditempat pengeringan. Khusus untuk bahan rimpang pengeringan dilakukan 4-6 hari. Pengeringan adalah suatu proses pengawetan dengan cara mengrangi kadar air sehingga proses pembusukan menjadi terhambat. Kadar air simplisia yang baik setelah proses pengeringan 10%. Waktu pengeringan setiap bahan berbeda tergantung dari bahan yang akan dikeringkan seperti rimpang, daun buah dan lain-lain. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengeringan yaitu kebersihan (khususnya pengeringan yang mengunakan sinar matahari), kelembaban udara, aliran udara dan tebal bahan ( tidak saling menumpuk. pengeringan dapat menyebabkann perubahan hidrolisa enzimatis, pencokelatan, fermentasi dan oksidasi. Umumnya bahan (simplisia) yang telah kering memiliki kadar air ± 8-10% sehingga kerusakan bahan dapat ditekan dalam pengolahan maupun penyimpanan.
7. Penyortiran (sortir kering). Penyortiran dilakukan untuk memisahkan benda asing pada simplisia. Proses penyortiran kering merupakan tahap akhir dalam proses pembuatan simplisia.
8. Pengemasan. Pengemasan dilakukan terhadap simplisia yang telah dikeringkan. Jenis kemasan yang digunakan misalnya kertas, plastik atau karung goni. Persyaratan jenis kemasan yaitu dapat menjamin mutu produk yang dikemas, mudah dipakai, tidak mempersulit penanganan, melindungi bahan pada waktu pengangkutan, tidak beracun dan tidak bereaksi dengan bahan dan jika bisa mempunyai bentuk dan rupa yang menarik. Berikan label yang jelas pada tiap kemasan yang berupa nama bahan, bagian dari tanaman bahan yang digunakan, tanggal pengemasan, nomor/kode produksi, nama/alamat penghasil, berat bersih dan metode penyimpanan.
9. Penyimpanan. Ruang penyimpanan harus bersih, udara dan ventilasi cukup baik karena jika tidak akan menjadi lembab dan panas sehingga dapat ditumbuhi hama.
Mukhriani. (2014). Farmakognosi Analisis. Makassar: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN.
FARMAKOGNOSI
FARMAKOGNOSI Farmakognosi berasal dari kata Yunani Pharmakon (obat) dangnosis (pengetahuan), yakni pengetahuan tentang bahan obat. Sec...
-
Metabolit Sekunder Dan Metabolit Primer Senyawa alami secara umum adalah molekul kimia berupa mineral, metabolit primer, dan metabolit...
-
FARMAKOGNOSI Farmakognosi berasal dari kata Yunani Pharmakon (obat) dangnosis (pengetahuan), yakni pengetahuan tentang bahan obat. Sec...